KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR.WB.
Dengan
mengucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Kami telah kami telah
menyelesaikan makalah ini.Seiring dengan tujuan kuliah yang ditugaskan kepada
mahasiswa,demi meningkatkan mutu pendidikan.
Makalah
ini berisi tentang Pemikiran.Uraian materi yang ditulis untuk memacu daya ingat
mahasiswa atas penduduk masyarakat dan kebudayaan.Materi disajikan dalam bahasa
sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam
belajar sehari-hari.Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Terima Kasih
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
Metro, November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
B.
Rumusan Masalah
C. Tujuan dan
Manfaat
BAB
II PEMBAHASAN
A.Pengertian Pemikiran
B.
Pembagian Pemikiran
C. Macam – Macam
Pemikiran
D. Asas – Asas
Pemikiran
E. Hukum – Hukum
Pemikiran
F. Prinsip-Prinsip Dasar Pemikiran
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Membahas tentang
ilmu logika, pasti di dalamnya akan ditemukan yang namanya pemikiran,
pernyataan atau penalaran. Dengan kata lain dalam ilmu logika akan dijumpai
masalah tentang hal tersebut. Pada dasarnya yang namanya pemikiran yang
merupakan kegiatan atau langkah kedua dalam pembahasan ilmu logika. Pembahasan
tentang masalah pemikiran ini biasanya disebut dengan yang dengan yang
maksudnya adalah hal – hal yang dipercaya atau yang diyakini kebenarannya
itulah pemikiran yang menjadi awal sekaligus akhir atau tujuan dari setiap
pemikiran.
Dalam
mengurangi seluk – beluk pemikiran ini yang menjadi bahasan, namun masih banyak
bahasan – bahasan yang lain di dalam belajar ilmu logika namun pada kali ini
difokuskan untuk membahas atau mengurangi hal pemikiran.
B. Rumusan
Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan pemikiran?
- Ada berapa macam – macam pemikiran?
- Apa sajakah pemikiran?
- Bagaimana hukum – hukum pemikiran?
C. Tujuan dan
Manfaat
- Untuk mengetahui Apakah pemikiran itu
- Untuk mengetahui macam – macam pemikiran ditinjau dari beberapa segi
- Untuk mengetahui asas – asas pemikiran
- Untuk mengetahui hukum – hukum pemikiran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemikiran
Pemikiran dalam
bahasa inggris disebut Inference yang berarti penyimpulan yang berarti
mengeluarkan suatu hasil berupa kesimpulan ada juga yang menyebut penuturan dan
penalaran. Apa yang dimaksud pembicaraan dalam bagian ini adalah : kegiatan
akal manusia, mencermati suatu pengetahuan yang telah ada, untuk mendapatkan /
mengeluarkan pengetahuan yang baru (lain)“. Terutama dalam konteks rasionalitas
stricto sensu misalnya dalam ilmu:
Pemikiran
adalah aksi (act) yang menyebabkan pikiran mendapat pengertian baru dengan
perantaraan hal yang sudah diketahui.sebenarnya yang beraksi disini bukan hanya
pikiran atau akal budi, yang beraksi sesungguhnya adalah seluruh manusia (the whole
man). Selanjutnya proses pemikiran adalah suatu pergerakan mental dari sutu hal
menuju hal lain, dari proposisi satu ke proposisi lainnya,dari apa yang sudah
diketahui ke hal yang belum diketahui. Misalnya dari realitas dunia ini kita
dapat membuat pemikiran tentang eksistensi tuhan, dari perbuatan-perbuatan
kita, kita dapat membuat pemikiran tentang kemerdekaan kehendak.karena
pemikiran merupakan suatu gerak kemajuan, maka juga terjadilah urutan
momen-momen, urutan sebelum dan sesudahnya. Jadi, terdapat terminus a quo,
yakni hal yang merupakan pangkalan, hal yang sudah diketahui, dan terdapat
terminus ad quem (sasaran), yakni
sesuatu yang muncul dari pangkalan tadi.
Dalam
pengertian pemikiran stricto sensu, hal yang sudah diketahui itu terdiri dari dua
term yang diketahui sebagai benar. Dan dua term ini berbentuk dua proposisi (mental) yang biasa juga disebut
premis-premis atau antecedent. Dengan memikirkan kedua term tersebut,pemikiran melihat
hubungan, kemudian melihat pula kebenaran ketiga,yakni sesuatu yang muncul
berkat adanya hubungan-hubungan yang tardapat dalam antecedent.kebenaran
ketigayang muncul dari hubungan tadi disebut kesimpulan atau konklusi yang juga
berwujud proposisi. Dan proposisi ini juga merupakan “wadah“ tempat pemikiran
bermuara dan sebagai tempat memuat penyimpulan (inferensi) yang disebut
consequent. Organisme logis yang diwujudkan oleh antecedent, kecuali jika
proposisi-proposisi yang mewujudkan pemikiran diatur secara tertentu hingga
mengungkapkan ciri-ciri hal yang dipersoalkan.
B. Pembagian
Pemikiran
Cara
bergerak dari proposisi ke proposisi lain itu ada dua macam, yakni tanpa atau
dengan pertolongan proposisi ketiga. Hal ini bila pemikiran kita ambil dalam
arti yang luas. Maka para logis juga biasa membuat perbedaan antara pemikiran
langsung dan pemikiran tidak langsung.dalam pemikiran langsung sebenarnya tidak
terdapat pergerakan maju, sebab yang terdapat didalamnya adalah sekadar dua
cara yang berbeda dalam mengatakan hal yang sama.jadi “proposisi lain“ dalam
pemikiran langsung sebenarnya tidak ada. Maka pemikiran pemikiran langsung pada
hakikatnya tidak dapat disebut pemikiran dalam arti sebenarnya.
Pembagian
pemikiran tidak langsung didasarkan pada realitas cara akal budi kita bergerak.
Begitulah beberapa pembawaan kodrat. Orang-orang sudah bisa menjalankan cara
pemikiran seperti itu. Hanya saja dengan ini tidak (belum) dimaksud induksi
scientifik ataupun deduksi yang dapat dimengerti atau dpertanggung jawabkan,
misalnya orang-orang biasa tidak sadar akan cara pemikiran tersebut.
Pemikiran
adalah gerak dari hal yang diketahui menuju hal yang tidak diketahui. Nah, hal
yang diketahui tadi dapat berwujud kebenaran yang umum (universal) sifatnya,
atau dapat juga suatu kejadian khusus tertentu atau lebih atau juga kita sekedar
ingn mengetahui suatu fakta individual.pemikiran yang bergerak dari hal yang
umum ke hal yang lebih khusus disebut pemikiran deduksi, sedangkan
pemikiranyang bergerak dari hal yang khusus ke hal umum disebut pemikiran
induktif dan macam pemikaran ketiga, yakni sekadar mau thu tentang fakta
individual, disebut arguman komulatif.
C. Macam – Macam
Pemikiran
Ada dua macam pemikiran yang kita temukan adalah :
a. Pemikiran
langsung, adalah pemikiran yang hanya mempergunakan satu pangkal pikir atau
langsung disimpulkan. Asas pemikiran ini pada ilmu logika yang banyak
dibicarakan pada konversi, inversi dan kontraposisi dalam keputusan.
b. Pemikiran tidak
langsung, adalah pemikiran yang mempergunakan lebih dari satu pangkal pikir,
jadi berarti pemikiran yang mempergunakan banyak keputusan atau minimal lebih
dari satu keputusan untuk menetapkan kesimpulan. Misalnya pemikiran yang
terjadi melalui jalan induksi, deduksi dan syllogisme.
D. Asas – Asas
Pemikiran
Ada empat asas
– asa pemikiran tersebut adalah :
- Asas persamaan
Menurut asas
ini, lebih dahulu harus diakui oleh semua orang bahwa setiap sesuatu hanya
mengandung arti kesamaan pada dirinya sendiri.
- Asas Pertentangan
Menurut asas
ini, tidak dapat disamakan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang
lain yang menentangnya.
- Asas menolak kemungkinan
Menurut asas
ini, maka jika terdapat dua pendapat yang bertentangan, seperti contoh pada
asas yang kedua, maka disamping keduanya tidak mungkin semua benar juga tidak
mungkin keduanya salah, maka tidak mungkin pula pada pendapat yang ketiga.
Kebenarannya hanya terdapat pada salah satu dari kedua pendapat tersebut.
- Asas Mencukupkan
Menurut asas
ini, tiap – tiap keputusan merupakan sebab bagi keputusan baru (akibat) atau
merupakan akibat dari keputusan yang lalu. Kepastian benar dari akibat, sangat
tergantung kepada benarnya sebab. Kalau keputusan yang menjadi sebab itu salah,
maka pastilah keputusan yang menjadi akibatnya itu salah.
E. Hukum – Hukum
Pemikiran
Sehubungan
dengan benar dan lurusnya suatu pemikiran, maka baiklah kita kemukakan hukum –
hukum pemikiran yang berlaku untuk semua pemikiran.
Ada dua hukum –
hukum pemikiran dapat dikatakan bahwa :
- Jika primis – primis benar, tetapi kesimpulan salah, maka jalan pikirannya (bentunya) tidak lurus
- Jika jalan pikirannya (bentuknya) lurus, tetapi kesimpulannya tidak benar, maka primis – primisnya (materinya) salah, dari salahnya kesimpulan dapat dibuktikan salahnya primis – primis.
F.
Prinsip-Prinsip Dasar Pemikiran
Pikiran
adalah benda kodrat, maka berlaku juga hukum-hukum yang mengikat semua benda
kondrat, semua ada khusua (semua beings).
Hukum-hukum tadi adalah pangkalan yang
tidak boleh dan tidak diabaikan. Apabila orang mengabaikan, hanya kekacauanlah
yang akan didapat. Prinsip-prinsip formal karena merupakan prinsip-prisip yang
menjamin terlaksananya proses pemikiran dengan benar, baik itudari jenis
rasionalitas stricto sensu maupun jenis rasionalitas lato sensu.
Prinsip-prinsip
tersebut merupakan prinsip-prinsip dasar karena prinsip-prinsip tersebut
demikian bersahaja, mudah dan cepat dilihat. Dengan membandingkan suatu benda
dengan dirinya sendiri atau dengan membandingkan ada khusus (being dengan
non-being), dengan sangat mudah, kita dapat menemukan prinsip-prinsip tersebut:
a) Prinsip
identitas adalah dasar dari semua pemikiran. Artinya ialah pengakuan bahwa
benda ini adalah benda ini, dan bukan benda lain; bahwa benda itu adalah benda
itu, dan bukan benda lain. Dalam bahasa latin dirumuskan: ens est quod ests A
adalah A. Suatu benda adalah benda itu sendiri. Setiap benda identik
dengan diringan sendiri.
b) Prinsip pembatalan (principle of contradiction, principium contradictionis): prinsip
ini sebanyaklah rumusan negatif dari prinsip identitas. Rumusannya: Idem nequit
simul esse et non esse sub eodem respectu.
c) Prinsip-penyisihan-kemungkinan-ketiga
(principle of excluded middle, principium exclusi tertii): prinsip yang
mengatakan bahwa tidak terdapat kemungkinan ketiga. Yang dimaksudkan adalah
apabila terdapat dua proposisi yang kontradiktoris, yang satu merobohkan yang
lain, pastilah salah satu dari proposisi itu salah. Tidak mungkin terdapat
kemungkinan ketiga.
d) Prinsip-alasan-yang-mencukupi
(principle of sufficient reason,principiun rationis sufficientis): karena sifat
keumumannya,prinsip-alasan-yang-mencukupi dapat kita beri tempat disni juga.
Rumusannya: sesuatu yang ada mempunyai alasan yang mencukupi untuk adanya.
Segala sesuatu mempunyai dasar atau alasan yang mencukupi untuk adanya, atau
segala sesuatu dapat dapat dimengerti. Tetapi waspadalah untuk tidak memperluas
penerapan prinsip ini pada semua realitas, atau apa sesuatu yang hanya satu,
sebab tidak semua realitas dapat dimengerti secara memadai oleh pikiran kita
yang terbatas.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pemikiran
adalah suatu dari kesimpulan yang benar merupakan awal dari tindakan akal
berfikir, tindakan untuk mencapai keputusan dan menuju kepada penyimpulan atau
pemikiran.
Pemikiran harus
dipakai untuk mendapatkan keputusan yang benar. Dalam pemikiran harus
menggunakan keputusan untuk mendapatkan kesimpulan.
B. Saran
Dari beberapa
referensi saya dapat menemukan beberapa data mengenai hal yang membahas dalam
makalah ini sehingga tersusunlah makalah ini. Namun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari ini pemasukan dan pembaca sangat saya butuhkan demi
sempunanya makalah saya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dahri,
Sunardji, 2009, Ilmu Mantik, Langkah – Langkah Berfikir Logis, Surabaya
: PT. Pwu Jawa Timur ”Putri”
2. Suharto,
Heru, 1993, Logika Formal, Sala : Bpk – UNS
3. Jamaluddin,
1989, Berfikir Apa dan Bagaimana, Surabaya Indah.
syukron
BalasHapus