Assalamu’alaikum WR.WB.
Dengan
mengucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Kami telah kami telah
menyelesaikan makalah ini.Seiring dengan tujuan kuliah yang ditugaskan kepada
mahasiswa,demi meningkatkan mutu pendidikan.
Makalah
ini berisi tentang Penduduk Masyarakat Dan kebudayaan.Uraian materi yang
ditulis untuk memacu daya ingat mahasiswa atas penduduk masyarakat dan
kebudayaan.Materi disajikan dalam bahasa sederhana sehingga mudah dipahami
pembaca.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam belajar
sehari-hari.Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Terima Kasih
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
Metro,2
Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Konsep – konsep dan konsepsi – konsepsi
khusus mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan
C. Proses belajar kebudayaan sendiri
BAB
II PEMBAHASAN
A. Proses evolusi sosial
B. Proses difusi
C. Akulturasi dan asimilasi
D. Pembaruan (inovasi)
BAB
III PENUTUP
A. Tanggapan
B. Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pembelajran ISD dan IBD (Ilmu
sosial dasar) dan (Ilmu budaya dasar) Banyak sekali komponen yang dibahas
tentang social dan budaya.Ilmu social dasar (ISD) adalah ilmu – ilmu sosialyang
di gunakan dalam pendekatan social,sekaligus Sebagai sarana untuk mencari jalan
keluar memecahkan masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Ilmu budaya dasar (IBD) yang membahas teori – teori budaya yang berkembang
dalam masyarakat.Dengan mempelajari ilmu budaya dasar diharapkan seseorang
dapat lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Ilmu sosial dasar dan
ilmu budaya dasar banyak membahas banyak hal
Terutama tentang penduduk ,masyarakat dan kebudayaan.
B. KONSEP-KONSEP
DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Semua konsep
yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran masyarakat dan
kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut
dinamika sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses belajar
kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain
itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi kebudayaan) dari
bentuk-bentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks.
Proses lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang
disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang
berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
C. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI
Proses
internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu
mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang
individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi
yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam
kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang
menyebabkan ia menangis.
Proses
sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati berbagai
kedudukan dalam masyarakatnya yang
dikumpai seseorang dalam kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para
individu dalam masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi
yang berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan
serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat
menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat istiadat pengasuhan anak,
kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari
sejumlah individu.individu-individu yang mengalami berbagai hambatan dalam
proses internalisasi, sosialisasi atau enkulturasinya, sehingga individu
seperti itu mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROSES EVOLUSI SOSIAL
Proses
Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi dapat
dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara
keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar yang telah
terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik yang
terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut
”Proses-proses pemberi arah”, atau directional proses.
Proses-proses
berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi, perhatian terhadap
proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul sekitar tahun
1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat.
Dalam meneliti
masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan kebutuhan yang
dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu diperhatikan dua
konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari komsep
norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu
sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit,
dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem
tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks
yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai
dinamika masyarakat pada umumnya.
B. PROSES DIFUSI
Penyebaran manusia.
Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk manusia yang pertama hidup
didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur. Manusia sekarang telah
menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis lingkungan iklim yang
berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses pengembangbiakan,
migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus
ribu tahun lamanya.
Penyebaran
unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok
manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan. Sejarah dari proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu merupakan
salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi
diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan
oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lajn dimuka
bumi.
Penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan
kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur
kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti
para pedagang dan pelaut.
Bentuk difusi yang
terutama mendapat perhatian antropologi adalah penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu-individu dari
berbagai kelompok yang berbeda.
C. AKULTURASI DAN ASIMILASI
Akulturasi adalah Proses
sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur
asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Kalau
masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5 golongan
masalah, yaitu :
1.
Masalah
tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu
proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2.
Masalah
tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah diterima oleh
suatu masyarakat.
3.
Masalah
tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau diubah
oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
4.
Masalah
mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat diterima
unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban dalam
menerimanya.
5.
Masalah
mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul akibat
akulturasi.
Dalam meneliti
jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan
beberapa hal, yaitu :
1.
Keadaan
sebelum proses akulturasi dimulai.
2.
Para
individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3.
Saluran-saluran
yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan
penerima.
4.
Bagian-bagian
dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.
5.
Reaksi
para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Asimilasi Adalah
suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif,
sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Dari berbagai
proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan intensif saja belum
tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya toleransi
dan simpati antara kedua golongan.
D. PEMBARUAN (INOVASI)
Inovasi adalah
suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal
serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru,
sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru. Suatu proses
inovasi tentu berkaitan penemuan baru
dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap
discovery dan invension.
Pendorong penemuan
baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi seorang individu untuk memulai
serta mengembangkan penemuan baru adalah (1) kesadaran akan kekurangan dalam
kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan; (3) sistem
perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali terjadi saat ada
suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa
tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada di
sekelilingnya.
Dengan demikian
proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga. Bedanya ialah bahwa
dalam proses inovasi para individu
berperan secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu pasif,
bahkan seringkali negatif.
BAB III
PENUTUP
A.
TANGGAPAN
Istilah
kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddhayah, merupakan bentuk jamak dari
kata buddhi yang berarti budi atau akal. Culture berasal dari bahasa latin yang
berarti kebudayaan,berasal dari bahasa latin colere artinya mengolah atau
mengerjakan.
Kebudayaan
ialah semua hasil karya, rasa dan cita-cita masyarakat. Banyak pendapat para
sarjana tentang unsur-unsur kebudayaan, oleh C.Kluckhohn dianalisis dengan
menunjuk pada inti pendapat-pendapat sarjana, yang menyimpulkan adanya tujuh
unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal yaitu :
• Peralatan dan perlengkapan
hidup manusia.
• Mata pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi.
• Sistem kemasyarakan.
• Bahasa.
• Kesenian.
• Sistem pengetahuan.
• Religi.
Ralph Linton
memecahkan culture universal tersebut diatas kedalam unsur-unsur yang lebih
kecil lagi, yang terdiri dari :
a. (cultural)
aktiviti.
b. Trait
complex.
c. Trait.
d. Items.
Kaidah-kaidah
kebudayaan berarti peraturan tentang tingkah laku atau tindakan yang harys
dilakukan dalam suatu keadaan tertentu. Dengan demikian, maka kaidah sebagai
bagian kebudayaan mencakup tujuan kebudayaan, maupun cara-cara yang dianggap
baik untuk mencapai tujuan tersebut. Kaidah- kaidah kebudyaan mencakup
peraturan-peraturan yang beraneka warna, yang mencakup bidang yang luas sekali.
Akan tetapi untuk kepentingan penelitian masyarakat maka secara sosiologis
dapat dibatasi pada empat hal yaitu :
a. Kaidah-kaidah
yang dipergunakan secara luas dalam suatu kelompok manusia tertentu.
b. Kekuasaan
yang memperlakukan kaidah-kaidah tersebut.
c. Unsur-unsur
formal kaidah itu.
d. Hubungan
dengan ketentuan-ketentuan hidup lainnya.
Kebudayaan
berguna bagi manusia yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur
hubungan antara manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Setiap
kebudayaan mempunyai sifat-sifat hakikat sebagai berikut :
a. Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan dari prilaku manusia.
b. Kebudayaan
telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c. Kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku manusia.
d. Kebudayaan
mencakup aturan-aturan yang berisi kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima
dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang
diizinkan.
Pembentukan
kepribadian individu dipengaruhi oleh faktor-faktor kebuyaan, organisme
biologis, lingkungan alam dan lingkungan sosial individu tersebut. Tak ada
kebudayaan yang statis, setiap kebudayaan memiliki dinamika, gerak tersebut
merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan.
Alkuturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang
berbeda sedimikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Alkuturasi merupakan suatu contoh
gerak kebudayaan.
B. KESIMPULAN
Masalah kebudayaan diperhatikan
dalam sosiologi, karena kebudayaan dan masyarakat manusia merupakan dwi tunggal
yang tak terpisahkan.
DAFTAR PUSTAKA